Sabtu, 21 Oktober 2017

Presuposisi Linguistik

Presuposisi Linguistik
Bagian II
Oleh: Yuki Yusman ®

Begitulah Erickson, beliau seringkali menggunakan presuposisi dalam menangani pasiennya untuk memfasilitasi perubahan atau penyembuhan. Apa manfaat dan fungsi dari presuposisi? Apa itu Presuposisi? Apa perbedaannya dengan mind reading? Bagaimana saja pola-pola dari presuposisi ini? Bagaimana cara menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari?
          Presuposisi adalah asumsi linguistik, atau praduga.  Praduga ini dapat memunculkan makna yang masuk akal yang muncul dari suatu kalimat, terlepas apakah asumsi itu sebuah kebenaran atau bukan. Fungsi yang pertama, NLP Practitioner dan Hypnoterapist dapat menggunakan presuposisi ini dalam pola bahasanya untuk memfasilitasi dan mensugestikan perubahan. Dalam hal ini pendengar/klien/pasien akan mencari makna dengan TDS, mencari kebenaran apa yang terkandung dari kalimat itu, dan menerimanya sebagai asumsi dalam prosesnya. Seperti yang saya contohkan di artikel Bagian I.
          Saya akan memberikan satu contoh lagi bagaimana Erickson memberikan sugesti bahwa klien dapat berubah, inilah pola bahasa yang dilakukan Erickson di setiap penghujung sesi terapinya;
“Saya tidak tahu kapan Anda akan membuat perubahan ini, saya tidak yakin apakah itu minggu depan atau seminggu setelahnya. Dan saya tidak perlu tahu. Bisa saja itu hari selasa, bisa saja itu hari kamis. Saya tidak perlu tahu.”
Barangkali terdengar aneh.. namun begitulah adanya. Erickson menggunakan kalimat presuposisi diatas untuk memberikan sugesti kepada klien agar berubah. Klien mencari makna dari dari kalimat diatas, menerima asumsi bahwa walau bagaimanapun mereka dapat berubah kapanpun mereka mau, dalam kondisi apapun.
Fungsi yang kedua, sebaliknya Practitioner dapat mendengarkan presuposisi yang terkandung pada bahasa dari klien, asumsi-asumsi dalam setiap kalimat klien yang mengungkapkan informasi penting mengenai bagaimana struktur map of the world seorang klien.
Contohnya:
1.     Ga seperti di kantor, sekarang saya senang ada di rumah.
      Presuposisinya:
Dia tidak senang berada di kantor
Ada sesuatu di kantor yang mebuat dia tidak senang
Ada sesuatu di rumah yang membuat dia senang

2.     Saya berharap suami saya dapat lebih memahami kebutuhan anak-anak.
      Presuposisinya:
Suaminya belum dapat memahami kebutuhan anak-anak
Ada kebutuhan anak-anaknya yang belum terpenuhi
Ada sesuatu yang belum dilakukan suaminya untuk memahami kebutuhan anak-anak.

          Jadi, apa manfaat kita belajar  Presuposisi? Dengan kalimat lain, saya dapat mejabarkan bahwa manfaat presuposisi  yang pertama adalah untuk memberikan makna baru bagi klien terhadap sesuatu, atau untuk merubah dan memberikan representasi internal  yang baru (memberikan sugesti). Sementara fungsi yang kedua adalah ketika kita menemukan presuposisi dari apa yang dikatakan oleh klien dalam kalimatnya artinya kita dapat menemukan apa yang terjadi di dalammap of the world-nya (representasi Internal/persepsi pikiran).Sebelum kita belajar bagaimana menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, ada baiknya kita mengetahui beberapa macam presuposisi linguistik, intisari dari karya besar Milton H. Erickson. Ketika anda sudah mempelajari beberapa macam presuposisi linguistik anda akan menyadari bagaimana saya menyusun kalimat demi kalimat dalam rangkaian artikel yang saya tulis ini.
À     Existence
À     Negation
À     Possibility/Necessity
À     Cause – Effect
À     Complex Equivalence
À     Awareness
À     Time & Space
À     Adverb/Adjective
À     Exclusive/Inclusive Or Ordinal
Sebagai catatan, presuposisi inilah yang menjadi dasar bagi Pola Bahasa Hipnotik (Hypnotic Language Pattern) yang biasa digunakan oleh NLP Practitioner dan para hypnotherapist, nanti kita akan buktikan dan rasakan bagaimana hipnotiknya presuposisi linguistik ini.


http://yukiyusman.multiply.com/tag/language%20pattern

SABDA CINTA



Sambut harapku,

sabdakan suci jelitamu

mengharu kasih 

dalam semu


aku hanyalah kara,

di titian cinta biasa,

tanpa cerita,

pada pujian janji bahagia


hidupku mengecap lara,

senyummu terkadung semesta,

dua dunia memisah asa,

dua hati tersekat bahasa


cintaku tak seindah bunga surga,

janjiku sebatas uluran lemah,

bersanding citramu yg begitu meraja,

harapku tinggal menyesak dada


bibirku mengucap lirih,

cukuplah kau tau...


kara ini sungguh menyayangimu!