Selasa, 21 Agustus 2012

Surat Yusuf



Surat Yusuf adalah satu dari sekian banyak surat-surat Makiyah. Surat ini memiliki 111 ayat. Nama nabi Yusuf a.s. di dalam Al-Quran diulang sebanyak 27 kali, dalam surat ini nama beliau diulang sebanyak 25 kali. Ayat-ayat dalam surat ini bertalian dan berkaitan satu sama lain dan terbagi dalam beberapa bagian yang amat menarik dan ringkas.
Surat ini menyuguhkan cerita dan jalan kehidupan nabi Yusuf a.s. dari masa belia sampai akhirnya beliau menempati posisi penting sebagai pemegang gudang harta negeri Mesir. Di samping itu surat ini menjelaskan permasalahan iffah, kesucian, dan kekalahan semua konspirasi yang dialamatkan kepada beliau, serta penjelasan manifestasi kuasa tuhan.
Cerita nabi Yusuf a.s. juga termaktub dalam kitab Taurat Sifr fidoyesy (kitab kejadian) dari halaman 37-50. Namun, jika dibandingkan cerita nabi Yusuf a.s. yang tertera di dalam Al-Quran dengan dongeng tentang beliau yang terdapat dalam kitab Taurat, akan tampak jelas dan gamblang akan keotentikan Al-Quran dan tahrif Taurat.
Lebih dari itu, cerita Yusuf a.s. dan Zulaikha juga tertera dalam buku-buku sastra sebagaimana telah dilakukan oleh Firdausi, seorang penyair terkenal berdarah Persia.
Al-Quran dalam menceritakan kisah Nabi Yusuf a.s. lebih menitik beratkan kepada kepribadian beliau saat melewati berbagai tantangan-tantangan yang menghadang. Sedangkan cerita nabi-nabi yang lain, Al-Quran lebih banyak memberikan perhatian pada nasib naas yang dialami oleh para pembangkang, serta keengganan dan kebinasaan mereka.

Rasulullah saw bersabda:
“Ajarkan surat Yusuf pada budak-budakmu, karena seorang muslim yang membaca dan mengajarkannya pada keluarga dan budaknya, Allah akan memberi kemudahan saat sakratul mautnya dan memberinya kekuatan agar sebagai seoramg muslim tidak dihasud.” (Tafsir Majmu’ul Bayan)
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
“Janganlah kamu mengajarkan surat Yusuf kepada isterimu (juga anak perempuanmu), dan janganlah mereka membacanya, karena di dalamnya terdapat fitnah. Ajarkan pada mereka (isteri anak perempuan) surat An-Nur, karena di dalamnya terdapat nasehat-nasehat.” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 2: 408)
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:
“Makruh hukumnya bagi perempuan mempelajari surat Yusuf.” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 2: 408)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata bahwa anaknya (sa) pernah berkata: “Demi Allah, aku tidak melakukan pada sebagian anakku, mendudukkan pada pangkuanku, dan tidak pernah pilih kasih, walaupun kebenaran berada pada seorang anakku dan sebagian yang lain menolaknya. Hal ini agar tidak terjadi seperti perlakuan saudaranya pada Yusuf. Surat Yusuf tidak diturunkan kecuali seperti itu agar sebagian kita tidak menghasud sebagian yang lain seperti Yusuf dihasud dan dizalimi oleh saudaranya…” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 2: 408)

Kenapa saya memilih surat Yusuf, ada apa dengan surat Yusuf?
Setiap surat di dalam surat memiliki keistimewaan masing-masing, karena seluruh surat dalam Al-Quran dari Al-Fatihah sampai An-Naas merupakan mu’jizat dari Allah. Adapun surat Yusuf memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya sebagai berikut:
Pertama: Pada ayat ketiga dari surat yusuf disebutkan bahwa ia merupakan Ahsanul Qoshoshi (Kisah yang paling baik). Seluruh kisah para nabi adalah kisah-kisah terbaik, karena yang mengisahkan kisah tersebut adalah Allah swt, yang di dalam kisah para anbiya tersebut terdapat banyak pelajaran yang dapat menghantarkan kita pada keteguhan hati di jalan Allah. Sebagaimana firman Allah:
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Hud : 120)
Syarat untuk mendapatkan keteguhan hati di jalan Allah, adalah berada di satu jalan bersama jalannya para anbiya, jika kita simpangkan ajaran para nabi atau kita menyimpang dari jalan itu, maka kita akan tersesat. Jalan para nabi adalah jalan yang yang lurus.
وَأَنَّ هذا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فاتبعوه وَلاَ تَتَّبِعُواْ السبل فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ
“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (Al-An’am: 153)
Maka mengkaji kisah Nabi Yusuf akan membawa kita pada satu kisah yang paling baik dari kisah yang mungkin pernah kita baca sebelumnya, karena yang menceritakan kisah ini adalah Allah swt, yang di dalamnya berisi pelajaran-pelajaran berharga akan makna keimanan dan kehidupan. Maka sebuah kisah yang kosong dari nilai-nilai keimanan, bahkan berisi hal-hal yang hanya menimbulkan syahwat dan kebencian maka ini adalah seburuk-suburuk kisah.
Kedua: Surat Yusuf adalah satu-satunya surat di dalam Al-Quran yang menjelaskan kisah Nabi Yusuf as. dalam satu surat,  berbeda dengan kisah nabi-nabi yang lain yang terdapat di dalam berbagai surat dan berbagai penggalan-penggalan kisah, sebagai mana kisah nabi Musa as. yang terdapat lebih dari 30 surat di dalam Al-Quran. Sehingga dengan demikian, memudahkan kita untuk memahami urutan kisah Nabi Yusuf tersebut serta mengambil pelajaran-pelajaran penting di dalamnya.
Ketiga: Kisah Nabi yusuf dari awal sampai akhir adalah kisah keseharian dari kehidupan masyarakat secara umum, di sana terdapat kisah seorang ayah dan anaknya, seorang saudara dengan saudara-saudaranya, kisah istri dan suami, kisah cinta yang suci dan cinta yang salah, ada sifat-sifat mulia yang patut menjadi cerminan, akan kesabaran dan pemaaf. Di sana juga ada kisah akan kedengkian dan rasa iri, ada peran setan yang mencoba merusak hubungan persaudaraan. Ada kisah penguasa, kecerdasan, ujian kekeringan dan lain-lain. Namun yang penting di sana banyak terdapat pelajaran akan keimanan yang patut kita kaji bersama dalam rangka meningkatkan keimanan kita.
Keempat: Ayat-ayat di dalam surat Yusuf ketika dibaca dan didengarkan akan membawa ketenangan hati, lantunan ayat-ayatnya sangat indah, ia dapat menggerakan perasaan, melembutkan hati, menghilangkan kesedihan, menghibur duka dan lara. Begitu juga halnya para sahabat ra. ketika mereka mengalami kebosanan, mereka datang kepada Rosulullah lalu mereka menceritakan kebosanan itu kepada Rosulullah, sehingga Rosulullah membacakan kepada mereka surat Yusuf ini. Sebab turunnya surat Yusuf inipun adalah sebagai “tasliyah” atau hiburan kepada Rosulullah tatkala beliau mengalamai kesedihan setelah ditinggal istri beliau tercinta, Sayyidah Khadijah ra dan paman beliau Abu Thalib.
Kelima: Surat Yusuf mengajarkan kepada kita sebuah “rahasia Ilahi” yang boleh jadi kita menganggap sebuah taqdir yang Allah berikan buat kita adalah sebuah musibah buat kita, namun sesungguhnya ia merupakan sebuah anungrah yang luar biasa indah. Ada banyak rahasia Allah yang di luar dugaan manusia. Sebagaimana kisah Nabi Yusuf telah mengajarkan, saat ia di buang di dalam sumur oleh saudaranya sendiri, berpisah dengan orang tuanya dan orang-orang yang ia cinta dalam waktu yang lama, kemudian dijual, lalu dipenjara, namun pada akhirnya ia menjadi seorang yang dapat memberikan manfaat luar biasa bagi seluruh masyarakat mesir, ia pun bertemu kembali dengan ayahandanya tercinta.
Ini di antara alasan kita mengkaji surat Yusuf, tentu masih banyak pelajaran yang akan kita dapatkan ketika kita mengkaji satu persatu ayat-ayatnya. Insya Allah kajian surat Yusuf ayat perayat akan saya kirimkan pada email-email berikutnya.
Wallahua’lam bisshowab.

Referensi :
di unduh 09 April 2012

Surat Yusuf


Surat Yusuf adalah satu dari sekian banyak surat-surat Makiyah. Surat ini memiliki 111 ayat. Nama nabi Yusuf a.s. di dalam Al-Quran diulang sebanyak 27 kali, dalam surat ini nama beliau diulang sebanyak 25 kali. Ayat-ayat dalam surat ini bertalian dan berkaitan satu sama lain dan terbagi dalam beberapa bagian yang amat menarik dan ringkas.
Surat ini menyuguhkan cerita dan jalan kehidupan nabi Yusuf a.s. dari masa belia sampai akhirnya beliau menempati posisi penting sebagai pemegang gudang harta negeri Mesir. Di samping itu surat ini menjelaskan permasalahan iffah, kesucian, dan kekalahan semua konspirasi yang dialamatkan kepada beliau, serta penjelasan manifestasi kuasa tuhan.
Cerita nabi Yusuf a.s. juga termaktub dalam kitab Taurat Sifr fidoyesy (kitab kejadian) dari halaman 37-50. Namun, jika dibandingkan cerita nabi Yusuf a.s. yang tertera di dalam Al-Quran dengan dongeng tentang beliau yang terdapat dalam kitab Taurat, akan tampak jelas dan gamblang akan keotentikan Al-Quran dan tahrif Taurat.
Lebih dari itu, cerita Yusuf a.s. dan Zulaikha juga tertera dalam buku-buku sastra sebagaimana telah dilakukan oleh Firdausi, seorang penyair terkenal berdarah Persia.
Al-Quran dalam menceritakan kisah Nabi Yusuf a.s. lebih menitik beratkan kepada kepribadian beliau saat melewati berbagai tantangan-tantangan yang menghadang. Sedangkan cerita nabi-nabi yang lain, Al-Quran lebih banyak memberikan perhatian pada nasib naas yang dialami oleh para pembangkang, serta keengganan dan kebinasaan mereka.

Rasulullah saw bersabda:
“Ajarkan surat Yusuf pada budak-budakmu, karena seorang muslim yang membaca dan mengajarkannya pada keluarga dan budaknya, Allah akan memberi kemudahan saat sakratul mautnya dan memberinya kekuatan agar sebagai seoramg muslim tidak dihasud.” (Tafsir Majmu’ul Bayan)
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
“Janganlah kamu mengajarkan surat Yusuf kepada isterimu (juga anak perempuanmu), dan janganlah mereka membacanya, karena di dalamnya terdapat fitnah. Ajarkan pada mereka (isteri anak perempuan) surat An-Nur, karena di dalamnya terdapat nasehat-nasehat.” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 2: 408)
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:
“Makruh hukumnya bagi perempuan mempelajari surat Yusuf.” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 2: 408)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata bahwa anaknya (sa) pernah berkata: “Demi Allah, aku tidak melakukan pada sebagian anakku, mendudukkan pada pangkuanku, dan tidak pernah pilih kasih, walaupun kebenaran berada pada seorang anakku dan sebagian yang lain menolaknya. Hal ini agar tidak terjadi seperti perlakuan saudaranya pada Yusuf. Surat Yusuf tidak diturunkan kecuali seperti itu agar sebagian kita tidak menghasud sebagian yang lain seperti Yusuf dihasud dan dizalimi oleh saudaranya…” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 2: 408)

Kenapa saya memilih surat Yusuf, ada apa dengan surat Yusuf?
Setiap surat di dalam surat memiliki keistimewaan masing-masing, karena seluruh surat dalam Al-Quran dari Al-Fatihah sampai An-Naas merupakan mu’jizat dari Allah. Adapun surat Yusuf memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya sebagai berikut:
Pertama: Pada ayat ketiga dari surat yusuf disebutkan bahwa ia merupakan Ahsanul Qoshoshi (Kisah yang paling baik). Seluruh kisah para nabi adalah kisah-kisah terbaik, karena yang mengisahkan kisah tersebut adalah Allah swt, yang di dalam kisah para anbiya tersebut terdapat banyak pelajaran yang dapat menghantarkan kita pada keteguhan hati di jalan Allah. Sebagaimana firman Allah:
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Hud : 120)
Syarat untuk mendapatkan keteguhan hati di jalan Allah, adalah berada di satu jalan bersama jalannya para anbiya, jika kita simpangkan ajaran para nabi atau kita menyimpang dari jalan itu, maka kita akan tersesat. Jalan para nabi adalah jalan yang yang lurus.
وَأَنَّ هذا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فاتبعوه وَلاَ تَتَّبِعُواْ السبل فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ
“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (Al-An’am: 153)
Maka mengkaji kisah Nabi Yusuf akan membawa kita pada satu kisah yang paling baik dari kisah yang mungkin pernah kita baca sebelumnya, karena yang menceritakan kisah ini adalah Allah swt, yang di dalamnya berisi pelajaran-pelajaran berharga akan makna keimanan dan kehidupan. Maka sebuah kisah yang kosong dari nilai-nilai keimanan, bahkan berisi hal-hal yang hanya menimbulkan syahwat dan kebencian maka ini adalah seburuk-suburuk kisah.
Kedua: Surat Yusuf adalah satu-satunya surat di dalam Al-Quran yang menjelaskan kisah Nabi Yusuf as. dalam satu surat,  berbeda dengan kisah nabi-nabi yang lain yang terdapat di dalam berbagai surat dan berbagai penggalan-penggalan kisah, sebagai mana kisah nabi Musa as. yang terdapat lebih dari 30 surat di dalam Al-Quran. Sehingga dengan demikian, memudahkan kita untuk memahami urutan kisah Nabi Yusuf tersebut serta mengambil pelajaran-pelajaran penting di dalamnya.
Ketiga: Kisah Nabi yusuf dari awal sampai akhir adalah kisah keseharian dari kehidupan masyarakat secara umum, di sana terdapat kisah seorang ayah dan anaknya, seorang saudara dengan saudara-saudaranya, kisah istri dan suami, kisah cinta yang suci dan cinta yang salah, ada sifat-sifat mulia yang patut menjadi cerminan, akan kesabaran dan pemaaf. Di sana juga ada kisah akan kedengkian dan rasa iri, ada peran setan yang mencoba merusak hubungan persaudaraan. Ada kisah penguasa, kecerdasan, ujian kekeringan dan lain-lain. Namun yang penting di sana banyak terdapat pelajaran akan keimanan yang patut kita kaji bersama dalam rangka meningkatkan keimanan kita.
Keempat: Ayat-ayat di dalam surat Yusuf ketika dibaca dan didengarkan akan membawa ketenangan hati, lantunan ayat-ayatnya sangat indah, ia dapat menggerakan perasaan, melembutkan hati, menghilangkan kesedihan, menghibur duka dan lara. Begitu juga halnya para sahabat ra. ketika mereka mengalami kebosanan, mereka datang kepada Rosulullah lalu mereka menceritakan kebosanan itu kepada Rosulullah, sehingga Rosulullah membacakan kepada mereka surat Yusuf ini. Sebab turunnya surat Yusuf inipun adalah sebagai “tasliyah” atau hiburan kepada Rosulullah tatkala beliau mengalamai kesedihan setelah ditinggal istri beliau tercinta, Sayyidah Khadijah ra dan paman beliau Abu Thalib.
Kelima: Surat Yusuf mengajarkan kepada kita sebuah “rahasia Ilahi” yang boleh jadi kita menganggap sebuah taqdir yang Allah berikan buat kita adalah sebuah musibah buat kita, namun sesungguhnya ia merupakan sebuah anungrah yang luar biasa indah. Ada banyak rahasia Allah yang di luar dugaan manusia. Sebagaimana kisah Nabi Yusuf telah mengajarkan, saat ia di buang di dalam sumur oleh saudaranya sendiri, berpisah dengan orang tuanya dan orang-orang yang ia cinta dalam waktu yang lama, kemudian dijual, lalu dipenjara, namun pada akhirnya ia menjadi seorang yang dapat memberikan manfaat luar biasa bagi seluruh masyarakat mesir, ia pun bertemu kembali dengan ayahandanya tercinta.
Ini di antara alasan kita mengkaji surat Yusuf, tentu masih banyak pelajaran yang akan kita dapatkan ketika kita mengkaji satu persatu ayat-ayatnya. Insya Allah kajian surat Yusuf ayat perayat akan saya kirimkan pada email-email berikutnya.
Wallahua’lam bisshowab.

Referensi :
di unduh 09 April 2012

Surat Yusuf


Surat Yusuf adalah satu dari sekian banyak surat-surat Makiyah. Surat ini memiliki 111 ayat. Nama nabi Yusuf a.s. di dalam Al-Quran diulang sebanyak 27 kali, dalam surat ini nama beliau diulang sebanyak 25 kali. Ayat-ayat dalam surat ini bertalian dan berkaitan satu sama lain dan terbagi dalam beberapa bagian yang amat menarik dan ringkas.
Surat ini menyuguhkan cerita dan jalan kehidupan nabi Yusuf a.s. dari masa belia sampai akhirnya beliau menempati posisi penting sebagai pemegang gudang harta negeri Mesir. Di samping itu surat ini menjelaskan permasalahan iffah, kesucian, dan kekalahan semua konspirasi yang dialamatkan kepada beliau, serta penjelasan manifestasi kuasa tuhan.
Cerita nabi Yusuf a.s. juga termaktub dalam kitab Taurat Sifr fidoyesy (kitab kejadian) dari halaman 37-50. Namun, jika dibandingkan cerita nabi Yusuf a.s. yang tertera di dalam Al-Quran dengan dongeng tentang beliau yang terdapat dalam kitab Taurat, akan tampak jelas dan gamblang akan keotentikan Al-Quran dan tahrif Taurat.
Lebih dari itu, cerita Yusuf a.s. dan Zulaikha juga tertera dalam buku-buku sastra sebagaimana telah dilakukan oleh Firdausi, seorang penyair terkenal berdarah Persia.
Al-Quran dalam menceritakan kisah Nabi Yusuf a.s. lebih menitik beratkan kepada kepribadian beliau saat melewati berbagai tantangan-tantangan yang menghadang. Sedangkan cerita nabi-nabi yang lain, Al-Quran lebih banyak memberikan perhatian pada nasib naas yang dialami oleh para pembangkang, serta keengganan dan kebinasaan mereka.

Rasulullah saw bersabda:
“Ajarkan surat Yusuf pada budak-budakmu, karena seorang muslim yang membaca dan mengajarkannya pada keluarga dan budaknya, Allah akan memberi kemudahan saat sakratul mautnya dan memberinya kekuatan agar sebagai seoramg muslim tidak dihasud.” (Tafsir Majmu’ul Bayan)
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
“Janganlah kamu mengajarkan surat Yusuf kepada isterimu (juga anak perempuanmu), dan janganlah mereka membacanya, karena di dalamnya terdapat fitnah. Ajarkan pada mereka (isteri anak perempuan) surat An-Nur, karena di dalamnya terdapat nasehat-nasehat.” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 2: 408)
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:
“Makruh hukumnya bagi perempuan mempelajari surat Yusuf.” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 2: 408)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata bahwa anaknya (sa) pernah berkata: “Demi Allah, aku tidak melakukan pada sebagian anakku, mendudukkan pada pangkuanku, dan tidak pernah pilih kasih, walaupun kebenaran berada pada seorang anakku dan sebagian yang lain menolaknya. Hal ini agar tidak terjadi seperti perlakuan saudaranya pada Yusuf. Surat Yusuf tidak diturunkan kecuali seperti itu agar sebagian kita tidak menghasud sebagian yang lain seperti Yusuf dihasud dan dizalimi oleh saudaranya…” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 2: 408)

Kenapa saya memilih surat Yusuf, ada apa dengan surat Yusuf?
Setiap surat di dalam surat memiliki keistimewaan masing-masing, karena seluruh surat dalam Al-Quran dari Al-Fatihah sampai An-Naas merupakan mu’jizat dari Allah. Adapun surat Yusuf memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya sebagai berikut:
Pertama: Pada ayat ketiga dari surat yusuf disebutkan bahwa ia merupakan Ahsanul Qoshoshi (Kisah yang paling baik). Seluruh kisah para nabi adalah kisah-kisah terbaik, karena yang mengisahkan kisah tersebut adalah Allah swt, yang di dalam kisah para anbiya tersebut terdapat banyak pelajaran yang dapat menghantarkan kita pada keteguhan hati di jalan Allah. Sebagaimana firman Allah:
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Hud : 120)
Syarat untuk mendapatkan keteguhan hati di jalan Allah, adalah berada di satu jalan bersama jalannya para anbiya, jika kita simpangkan ajaran para nabi atau kita menyimpang dari jalan itu, maka kita akan tersesat. Jalan para nabi adalah jalan yang yang lurus.
وَأَنَّ هذا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فاتبعوه وَلاَ تَتَّبِعُواْ السبل فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ
“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (Al-An’am: 153)
Maka mengkaji kisah Nabi Yusuf akan membawa kita pada satu kisah yang paling baik dari kisah yang mungkin pernah kita baca sebelumnya, karena yang menceritakan kisah ini adalah Allah swt, yang di dalamnya berisi pelajaran-pelajaran berharga akan makna keimanan dan kehidupan. Maka sebuah kisah yang kosong dari nilai-nilai keimanan, bahkan berisi hal-hal yang hanya menimbulkan syahwat dan kebencian maka ini adalah seburuk-suburuk kisah.
Kedua: Surat Yusuf adalah satu-satunya surat di dalam Al-Quran yang menjelaskan kisah Nabi Yusuf as. dalam satu surat,  berbeda dengan kisah nabi-nabi yang lain yang terdapat di dalam berbagai surat dan berbagai penggalan-penggalan kisah, sebagai mana kisah nabi Musa as. yang terdapat lebih dari 30 surat di dalam Al-Quran. Sehingga dengan demikian, memudahkan kita untuk memahami urutan kisah Nabi Yusuf tersebut serta mengambil pelajaran-pelajaran penting di dalamnya.
Ketiga: Kisah Nabi yusuf dari awal sampai akhir adalah kisah keseharian dari kehidupan masyarakat secara umum, di sana terdapat kisah seorang ayah dan anaknya, seorang saudara dengan saudara-saudaranya, kisah istri dan suami, kisah cinta yang suci dan cinta yang salah, ada sifat-sifat mulia yang patut menjadi cerminan, akan kesabaran dan pemaaf. Di sana juga ada kisah akan kedengkian dan rasa iri, ada peran setan yang mencoba merusak hubungan persaudaraan. Ada kisah penguasa, kecerdasan, ujian kekeringan dan lain-lain. Namun yang penting di sana banyak terdapat pelajaran akan keimanan yang patut kita kaji bersama dalam rangka meningkatkan keimanan kita.
Keempat: Ayat-ayat di dalam surat Yusuf ketika dibaca dan didengarkan akan membawa ketenangan hati, lantunan ayat-ayatnya sangat indah, ia dapat menggerakan perasaan, melembutkan hati, menghilangkan kesedihan, menghibur duka dan lara. Begitu juga halnya para sahabat ra. ketika mereka mengalami kebosanan, mereka datang kepada Rosulullah lalu mereka menceritakan kebosanan itu kepada Rosulullah, sehingga Rosulullah membacakan kepada mereka surat Yusuf ini. Sebab turunnya surat Yusuf inipun adalah sebagai “tasliyah” atau hiburan kepada Rosulullah tatkala beliau mengalamai kesedihan setelah ditinggal istri beliau tercinta, Sayyidah Khadijah ra dan paman beliau Abu Thalib.
Kelima: Surat Yusuf mengajarkan kepada kita sebuah “rahasia Ilahi” yang boleh jadi kita menganggap sebuah taqdir yang Allah berikan buat kita adalah sebuah musibah buat kita, namun sesungguhnya ia merupakan sebuah anungrah yang luar biasa indah. Ada banyak rahasia Allah yang di luar dugaan manusia. Sebagaimana kisah Nabi Yusuf telah mengajarkan, saat ia di buang di dalam sumur oleh saudaranya sendiri, berpisah dengan orang tuanya dan orang-orang yang ia cinta dalam waktu yang lama, kemudian dijual, lalu dipenjara, namun pada akhirnya ia menjadi seorang yang dapat memberikan manfaat luar biasa bagi seluruh masyarakat mesir, ia pun bertemu kembali dengan ayahandanya tercinta.
Ini di antara alasan kita mengkaji surat Yusuf, tentu masih banyak pelajaran yang akan kita dapatkan ketika kita mengkaji satu persatu ayat-ayatnya. Insya Allah kajian surat Yusuf ayat perayat akan saya kirimkan pada email-email berikutnya.
Wallahua’lam bisshowab.

Referensi :
di unduh 09 April 2012

Surat Yusuf


Surat Yusuf adalah satu dari sekian banyak surat-surat Makiyah. Surat ini memiliki 111 ayat. Nama nabi Yusuf a.s. di dalam Al-Quran diulang sebanyak 27 kali, dalam surat ini nama beliau diulang sebanyak 25 kali. Ayat-ayat dalam surat ini bertalian dan berkaitan satu sama lain dan terbagi dalam beberapa bagian yang amat menarik dan ringkas.
Surat ini menyuguhkan cerita dan jalan kehidupan nabi Yusuf a.s. dari masa belia sampai akhirnya beliau menempati posisi penting sebagai pemegang gudang harta negeri Mesir. Di samping itu surat ini menjelaskan permasalahan iffah, kesucian, dan kekalahan semua konspirasi yang dialamatkan kepada beliau, serta penjelasan manifestasi kuasa tuhan.
Cerita nabi Yusuf a.s. juga termaktub dalam kitab Taurat Sifr fidoyesy (kitab kejadian) dari halaman 37-50. Namun, jika dibandingkan cerita nabi Yusuf a.s. yang tertera di dalam Al-Quran dengan dongeng tentang beliau yang terdapat dalam kitab Taurat, akan tampak jelas dan gamblang akan keotentikan Al-Quran dan tahrif Taurat.
Lebih dari itu, cerita Yusuf a.s. dan Zulaikha juga tertera dalam buku-buku sastra sebagaimana telah dilakukan oleh Firdausi, seorang penyair terkenal berdarah Persia.
Al-Quran dalam menceritakan kisah Nabi Yusuf a.s. lebih menitik beratkan kepada kepribadian beliau saat melewati berbagai tantangan-tantangan yang menghadang. Sedangkan cerita nabi-nabi yang lain, Al-Quran lebih banyak memberikan perhatian pada nasib naas yang dialami oleh para pembangkang, serta keengganan dan kebinasaan mereka.

Rasulullah saw bersabda:
“Ajarkan surat Yusuf pada budak-budakmu, karena seorang muslim yang membaca dan mengajarkannya pada keluarga dan budaknya, Allah akan memberi kemudahan saat sakratul mautnya dan memberinya kekuatan agar sebagai seoramg muslim tidak dihasud.” (Tafsir Majmu’ul Bayan)
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
“Janganlah kamu mengajarkan surat Yusuf kepada isterimu (juga anak perempuanmu), dan janganlah mereka membacanya, karena di dalamnya terdapat fitnah. Ajarkan pada mereka (isteri anak perempuan) surat An-Nur, karena di dalamnya terdapat nasehat-nasehat.” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 2: 408)
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:
“Makruh hukumnya bagi perempuan mempelajari surat Yusuf.” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 2: 408)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata bahwa anaknya (sa) pernah berkata: “Demi Allah, aku tidak melakukan pada sebagian anakku, mendudukkan pada pangkuanku, dan tidak pernah pilih kasih, walaupun kebenaran berada pada seorang anakku dan sebagian yang lain menolaknya. Hal ini agar tidak terjadi seperti perlakuan saudaranya pada Yusuf. Surat Yusuf tidak diturunkan kecuali seperti itu agar sebagian kita tidak menghasud sebagian yang lain seperti Yusuf dihasud dan dizalimi oleh saudaranya…” (Tafsir Ats-Tsaqalayn 2: 408)

Kenapa saya memilih surat Yusuf, ada apa dengan surat Yusuf?
Setiap surat di dalam surat memiliki keistimewaan masing-masing, karena seluruh surat dalam Al-Quran dari Al-Fatihah sampai An-Naas merupakan mu’jizat dari Allah. Adapun surat Yusuf memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya sebagai berikut:
Pertama: Pada ayat ketiga dari surat yusuf disebutkan bahwa ia merupakan Ahsanul Qoshoshi (Kisah yang paling baik). Seluruh kisah para nabi adalah kisah-kisah terbaik, karena yang mengisahkan kisah tersebut adalah Allah swt, yang di dalam kisah para anbiya tersebut terdapat banyak pelajaran yang dapat menghantarkan kita pada keteguhan hati di jalan Allah. Sebagaimana firman Allah:
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Hud : 120)
Syarat untuk mendapatkan keteguhan hati di jalan Allah, adalah berada di satu jalan bersama jalannya para anbiya, jika kita simpangkan ajaran para nabi atau kita menyimpang dari jalan itu, maka kita akan tersesat. Jalan para nabi adalah jalan yang yang lurus.
وَأَنَّ هذا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فاتبعوه وَلاَ تَتَّبِعُواْ السبل فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ
“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (Al-An’am: 153)
Maka mengkaji kisah Nabi Yusuf akan membawa kita pada satu kisah yang paling baik dari kisah yang mungkin pernah kita baca sebelumnya, karena yang menceritakan kisah ini adalah Allah swt, yang di dalamnya berisi pelajaran-pelajaran berharga akan makna keimanan dan kehidupan. Maka sebuah kisah yang kosong dari nilai-nilai keimanan, bahkan berisi hal-hal yang hanya menimbulkan syahwat dan kebencian maka ini adalah seburuk-suburuk kisah.
Kedua: Surat Yusuf adalah satu-satunya surat di dalam Al-Quran yang menjelaskan kisah Nabi Yusuf as. dalam satu surat,  berbeda dengan kisah nabi-nabi yang lain yang terdapat di dalam berbagai surat dan berbagai penggalan-penggalan kisah, sebagai mana kisah nabi Musa as. yang terdapat lebih dari 30 surat di dalam Al-Quran. Sehingga dengan demikian, memudahkan kita untuk memahami urutan kisah Nabi Yusuf tersebut serta mengambil pelajaran-pelajaran penting di dalamnya.
Ketiga: Kisah Nabi yusuf dari awal sampai akhir adalah kisah keseharian dari kehidupan masyarakat secara umum, di sana terdapat kisah seorang ayah dan anaknya, seorang saudara dengan saudara-saudaranya, kisah istri dan suami, kisah cinta yang suci dan cinta yang salah, ada sifat-sifat mulia yang patut menjadi cerminan, akan kesabaran dan pemaaf. Di sana juga ada kisah akan kedengkian dan rasa iri, ada peran setan yang mencoba merusak hubungan persaudaraan. Ada kisah penguasa, kecerdasan, ujian kekeringan dan lain-lain. Namun yang penting di sana banyak terdapat pelajaran akan keimanan yang patut kita kaji bersama dalam rangka meningkatkan keimanan kita.
Keempat: Ayat-ayat di dalam surat Yusuf ketika dibaca dan didengarkan akan membawa ketenangan hati, lantunan ayat-ayatnya sangat indah, ia dapat menggerakan perasaan, melembutkan hati, menghilangkan kesedihan, menghibur duka dan lara. Begitu juga halnya para sahabat ra. ketika mereka mengalami kebosanan, mereka datang kepada Rosulullah lalu mereka menceritakan kebosanan itu kepada Rosulullah, sehingga Rosulullah membacakan kepada mereka surat Yusuf ini. Sebab turunnya surat Yusuf inipun adalah sebagai “tasliyah” atau hiburan kepada Rosulullah tatkala beliau mengalamai kesedihan setelah ditinggal istri beliau tercinta, Sayyidah Khadijah ra dan paman beliau Abu Thalib.
Kelima: Surat Yusuf mengajarkan kepada kita sebuah “rahasia Ilahi” yang boleh jadi kita menganggap sebuah taqdir yang Allah berikan buat kita adalah sebuah musibah buat kita, namun sesungguhnya ia merupakan sebuah anungrah yang luar biasa indah. Ada banyak rahasia Allah yang di luar dugaan manusia. Sebagaimana kisah Nabi Yusuf telah mengajarkan, saat ia di buang di dalam sumur oleh saudaranya sendiri, berpisah dengan orang tuanya dan orang-orang yang ia cinta dalam waktu yang lama, kemudian dijual, lalu dipenjara, namun pada akhirnya ia menjadi seorang yang dapat memberikan manfaat luar biasa bagi seluruh masyarakat mesir, ia pun bertemu kembali dengan ayahandanya tercinta.
Ini di antara alasan kita mengkaji surat Yusuf, tentu masih banyak pelajaran yang akan kita dapatkan ketika kita mengkaji satu persatu ayat-ayatnya. Insya Allah kajian surat Yusuf ayat perayat akan saya kirimkan pada email-email berikutnya.
Wallahua’lam bisshowab.

Referensi :
di unduh 09 April 2012

Satu Coretan di Hari yang Memaafkan

'Ied MubarakQ seperti taun-taun yang lalu... keliling sana sini. menyunggingkan garis tipis di bibir, tersenyum. menyapa wajah-wajah baru yang - kata'y mereka sanak saudara jauhku - kebanyakan aku lihat mereka satu tahun sekali. ya sekali dalam satu tahun. hanya saat hari 'Ied saja. sedang setelah hari 'Ied, mereka seperti ditelan bumi. tak pernah kutemui batang hidung mereka. atau aku yang mengucilkan diri dari mereka.

Tuhan memang benar2 Maha Penyayang... Dia menyisihkan satu hari yang khusus untuk umatNya. hari saling maaf-memaafkan. hari tuk saling menemui. sebab tabiat manusia yang tak banyak perduli dengan yang lain. apalagi jika mereka dalam kebahagiaan tersendiri. semuanya terlupakan. -astaghfirullah-

di hari yang fitri ini aku tak banyak berharap.
kesalahanku banyak. dan mungkin luka di hati mereka pun masih menyesak.
aku hanya manusia biasa, sama seperti kalian. gerakku tak luput dari salah.
walaupun kata "sudah kumaafkan" terlontar dari bibirmu. itu takkan pernah cukup. luka hati sulit terobati. seperti menancapkan paku pada tembok. meskipun sudah kita cabut paku itu, bekasnya akan tetap menganga.
kamu masih menganggapku sebagai sahabat saja, itu cukup bagiku.

#untuk cinta, sebaiknya aku harus tahu diri. aku tak punya apa-apa agar dia mau mencintai. dan dia pun tak punya alasan untuk menaruh hati pada sosok yang urakan, malas, hidup ga jelas, masa depan pun masih tak terlihat bentuk bangunannya - seperti aku ini-.
aku hanya berharap hadirnya tak lagi penuhi memori otakku. sebab tak mungkin bisa aku melupakannya. aku pun sebaiknya mencari pribadi lain yang bisa menggantikan tempatnya di pikiranku ini. pribadi yang mau mencintai.